Fast Blinking Hello Kitty Bukan Puisi | Lembaran Baru

Bukan Puisi

 

Corehan cerita pribadi yang tak kurajuk dalam puisi. 

Gapapa ya sekali-kali? 

Bersyukur dan selalu diberkahi kuasa Allah, hal ini yang baru-baru ini aku ucapkan dan yakinkan pada diriku sendiri. 


Di tengah gemparan berbagai pencapaian dan lamaran untuk anak-anak seusiaku, aku justru terbenam di dalam rasa ‘kehampaan’ dalam hidup. Ternyata aku terlalu banyak melihat orang lain hingga lupa berkaca pada diriku sendiri bahwa aku telah mampu berjalan sejauh ini.

Rasa selalu kurang itu baik adanya biar tidak cepat berpuas diri, tetapi rasa bersyukur juga tak boleh lupa agar setidaknya selalu mengapresiasi, tidak lack motivasi, dan berserah pada yang Kuasa.


Aku hidup di tengah banyaknya orang-orang hebat, tetapi aku juga terkadang lupa banyaknya hal hebat yang harus mereka lalui hingga ke titik itu. Sampai aku hanya berfokus, “kok mereka udah sampe sana dan aku masih di sini aja?”


Aku hidup di tengah berbagai tuntutan dari diriku sendiri dan sedikit banyak dari keluarga. Merasa bahwa sebagai anak perempuan memikul beban yang lebih berat untuk menjadi ‘manusia’ seutuhnya. Tuntutan lingkungan bahwa perempuan harus menjadi wanita baik, ramah, tidak telat menikah, cepat memiliki anak, tapi tetap sukses baik dalam menjalani karir sebagai wanita kantoran atau bisnis terkadang membunuh imajinasi dan impianku. 

Bagaimana tidak? Aku masih punya 1000 mimpi di luar keterbelengguan dalam ikatan sah maupun anak kecil yang ingin aku lakukan saat ini. 


Namun, aku juga lupa bahwa aku cukup hebat karena telah mampu bernafas hingga tulisan ini berhasil aku post dalam blog pribadiku. Lalu, mampu mewujudkan satu persatu impian di atas pijakan kakiku sendiri yang selalu diiringi doa kedua orang tuaku yang baik hati. Tak lupa, Allah yang tidak pernah lelah memberkahi beragam kesempatan untuk aku ini.


Terakhir, salam dariku untuk aku dan pembaca blog ini. Barangkali tulisan di blog ini seringkali menggugah emosi pembaca, terutama mereka yang bernasibkan sama. 


Dear aku dan kamu, 


Terima kasih telah berada di tahap ini. Terima kasih telah bertahan. 

Jika kita berpikir kita bukan apa-apa, ingat beragam hal baik yang berhasil kita lalui. Masih ingin menciptakan hal serupa, bukan? 

Ayo, bangkit lagi! Tiada hal yang mustahil selama kita selalu bersyukur kepada Allah dan menjadi baik kepada siapapun sepanjang kita masih bisa menghembuskan oksigen yang sama. 

Kita hebat, kita kuat. Kita akan menjadi besar karena hal sukar selalu bisa kita lalui walau ada sedikit rasa gusar. Tak apa, itu wajar. 

Menangis boleh, istirahat boleh, tetapi jangan berhenti di tempat. 

Banyak orang yang menunggumu di atas.


Salam hangat,

Aku

1 comments