Puisi yang Tak Pernah Selesai
Mari mengulang masa lalu
mengenang masa kejayaan itu
saat aku dan kamu dihadapkan pada titik temu
Kamu yang sendiri lelah menahan sepi,
aku yang labil terlalu rapuh memutuskan untuk menepi,
kita bertemu, beradu, dalam satu waktu,
mengikrarkan suatu janji untuk tidak saling menyakiti.
Kala itu,
waktu terasa begitu cepat berlalu,
waktu terasa begitu menyenangkan untuk ditunggu.
Kini,
kau tidak pernah benar-benar pergi,
aku pun tidak pernah menjauh,
namun tetap saja, suatu tembok tinggi telah memisahkan dunia kita,
aku dan kamu yang tak akan pernah kembali menyatu dalam titik temu.
0 comments