Fast Blinking Hello Kitty Kepada yang Separuh, Utuh, Dipatahkan, dan Hilang | Lembaran Baru

Kepada yang Separuh, Utuh, Dipatahkan, dan Hilang


Kepada yang separuh, utuh, dipatahkan, dan hilang.
Hati.
Pada kala itu, ada yang menemukan pemilik hati separuh. 
Dia datang, kemudian melengkapinya untuk kembali utuh.
Benar, hati yang separuh perlahan kembali menjadi utuh. 
Semakin hari, keadaannya semakin sempurna tanpa meninggalkan cela. 
Tiada goresan luka yang bisa didapatinya.

Apakah itu bertahan lama?
Ternyata sang pemilik lupa. 
Lupa akan sesuatu yang terlalu utuh tetap bisa rapuh, contohnya jika terkena goresan kaca. 
Tidak, ia tidak lupa, ia hanya saja terus berbaik sangka pada sang ‘pendatang’.

Segalanya selalu baik baik saja
Segalanya akan tetap baik baik saja
Dia mencintaiku
Dia memenuhiku
Dia relung jiwaku
gumam sang pemilik.

“Kamu akan terus baik-baik saja jika bersamaku,” tegas sang pendatang.

Sampai suatu hari, sebuah badai pun datang menghampiri. 
Kata-kata dahulu kala selalu terngiang, sang pemilik menggenggam ‘sang pendatang’, bersiap menghadapinya bersama.

Namun, apa yang terjadi?

Sang pendatang memilih pergi menghindari seorang diri.
Sang pemilik ditinggalkan terjatuh mati.
Ia tidak hanya mematahkan sayap seorang peri berhati suci, ia juga meninggalkannya mati menyesali kebodohan diri.

Pada akhir hidupnya, sang pemilik menyadari....
“Kepada yang separuh, utuh, dipatahkan, hilang, dan mati.”

Mati. 
Ia hancur dan mati terkubur bersama kepingan hati.
Mati.
Ia benar-benar mati merutuki diri.
Mati.
Sang pendatang masih berbangga diri tanpa merasa sesal akan hancurnya sang pemilik hati.
Mati.
Sang pendatang belum menyadari akan datangnya sebuah karma yang mau tidak mau harus ia jalani.




0 comments