Pucuk Emosi
Terlepas dari masa lalu,
semua tak ada suka dimadu,
diduakan, ditinggalkan.
Hahhh... semua rasanya memang sama saja,
meninggalkan luka yang menyakitkan,
bagi mereka yang merasakan.
Tidak bermaksud membenarkan sebuah tindak kesalahan,
apakah kau pernah merasakan sulitnya lepas dari tali yang mengikatmu dalam siksaan?
Sedang yang menyiksa tidak merasa jika dialah sang tersangka.
Lucunya lagi, dirinya merasa hidupnya lah yang penuh akan lilitan siksaan tanpa bisa dia jabarkan.
Miris, bukan?
Saling merasa,
tanpa berkaca.
Saling menyalahkan,
namun tetap ditahan.
Apa yang dicari?
Sekadar pengakuan diri agar dianggap paling murni hati.
Miris, bukan?
Jika sudah seperti itu,
apa salah jika hendak meninggalkan?
Toh memang sudah tidak memiliki perasaan,
apa gunanya tetap berhubungan?
Muak rasanya ketika mendegar ucapan,
"perasaan bisa dibina",
mereka tidak paham makna sesungguhnya,
dicintai dan mencintai adalah suatu satu kesatuan yang mahal harganya,
dibanding sebuah rasa yang 'katanya' akan tumbuh.
Apa jaminannya sebuah rasa akan tumbuh? Tidak ada, kan?
Jadi, jangan bertahan,
jika hubungan hanya dilandasi rasa kasihan,
kita tetap punya pilihan,
untuk meninggalkan.
Sila lepaskan ikatan, ketika itu terasa melelahkan.
0 comments