Aku dan kamu yang bertemu dengan perbedaan tuju.
Sorot matamu tak lagi sama, teduh namun menyusut, dan entah apa artinya.
Pelukmu tak lagi hangat, dingin, tak ada debaran yang menyeruak layaknya kala itu.
Sorot matamu tak lagi sama, teduh namun menyusut, dan entah apa artinya.
Pelukmu tak lagi hangat, dingin, tak ada debaran yang menyeruak layaknya kala itu.
Kita memang berada dalam satu ruang, tapi bukan berarti kita masih berada dalam satu perasaan.
Kita memang sedang menuju dalam satu tujuan, tapi bukan “tujuan” itu yang kumaksudkan.
Genggaman malam itu terasa berbeda, entah hangat, entah asing,
Kita memang sedang menuju dalam satu tujuan, tapi bukan “tujuan” itu yang kumaksudkan.
Genggaman malam itu terasa berbeda, entah hangat, entah asing,
entah apakah ini pertanda akan menjadi yang terakhir.
Kita sama-sama merindu, tapi ada sesuatu yang tidak lagi kita rasakan seperti dulu.
Sesuatu yang tidak bisa kuungkapkan apakah itu.
Kita sama-sama merindu, tapi ada sesuatu yang tidak lagi kita rasakan seperti dulu.
Sesuatu yang tidak bisa kuungkapkan apakah itu.
Mungkin di antara kita, ada sebongkah besar perasaan yang tidak bisa dipaksa maju dan mundur.
Tiada kesalahan di dalamnya, memang pada dasarnya harus berhenti di situ saja.
Tiada kesalahan di dalamnya, memang pada dasarnya harus berhenti di situ saja.
Semua terasa menyenangkan sekaligus bias pada waktu bersamaan.
Cinta yang telah hilang, kau paksa untuk dirajut dengan sejuta kilas balik kisah lama.
Sia-sia rasanya karena memang sudah berbeda.
Segala cara telah dicoba. Genggaman, pelukan, dan sorotan.
Sekali lagi, sia-sia rasanya karena memang sudah berbeda walau kita sama-sama tidak bisa menjelaskan itu apa.
Jangan dipaksa bila memang tidak bisa. Akhiri yang sudah berakhir.
Sekali lagi, sia-sia rasanya karena memang sudah berbeda walau kita sama-sama tidak bisa menjelaskan itu apa.
Jangan dipaksa bila memang tidak bisa. Akhiri yang sudah berakhir.
Masih dengan buku dan pemeran yang sama.
Kubaca lagi kedua kali, kupastikan tidak ada cerita yang terlewati.
Kubaca lagi kedua kali, kupastikan tidak ada cerita yang terlewati.
Benar adanya, buku yang sama tidak akan pernah memiliki akhir yang berbeda.
Pada akhirnya, aku—kamu hanya sebatas kenangan yang lambat laun akan saling melupakan dan melanjutkan kehidupan.